Class Mild Accelera Auto Contest

Pagi-pagi di hari Sabtu yang mendung bareng Torana menuju JEC, untuk ngelihat ni pameran mobil yang setiap tahun kudatangi. Tapi di tengah jalan, malah ada cegatan. hiks.. SIM C ku sudah habis waktunya. sudahlah nggak papa.. paling kena denda berapa. tapi karena ditawarin untuk sidang aku lebih milih sidang. Entah kenapa, karena saya mulai agak ngerasa aneh karena si polisi tidak mau kalau saya milih membayarnya ke bank seperti biasa kalau kena’ tilang. bilangnya, yang itu udah nggak ada lagi mas.. ah masa’? dalam hati. ya udah sidang ajalah, biar tau proses kayak apa sih?

Ok back to topic, setelah sampai di sana, sebenarnya agak sedikit kecewa. karena acara ini boleh dibilang sepi banget. bahkan hampir nggak ada penjual makanan di depan pameran. setelah masuk, memang ini sesuai harapanku, tidak ada asap rokok, tidak bising, tidak gelap dan SPG nya pun cuma satu dua, jadi benar-benar fokus pada pameran mobil. Konsep mobil yang diusung, nggak terlalu jauh dengan beberapa tahun ketika saya mulai menggemari modifikasi mobil juga. yah biasa aja.. jok kulit, standar atau dibuat gaya bak VIP, cat, audio, yah good looking lah, dengan didominasi oleh mobil-mobil jazz,  seperti biasa. Cuma yang menurutku sekarnag lagi ngetren adalah cat putih atau hitam. dan nggak banyak neko-neko. gayanya semakin elegan rasanya.

Ok berikut gambar-gambar yang bisa saya tampilkan dari hasil latihan jepretan nikon d40 ku:

Accelera auto contest Mei 2010

Moderation / Facilitation Techniques for Meetings and Workshops –Day 4-

PDF

Bagaimana menorganisir dan mengadakan pertemuan dan workshop yang sukses.

By: DR. Ulrich Gartner (Uli) – AMI (Asian Management Institute Ltd.

Di hari keempat. Tidak ada yang terlambat. Bahkan dia merasa salut dengan kita karena, kita dari pagi sudah terlihat sibuk memperlihatkan persiapan-persiapan presentasi dan memakai baju yang lebih cerah dan bervariasi menurutnya. Yah, terlihat lebih bersemangat lah..

Dalam sesi istirahat, sempat bincang-bincang dengan DR. Uli. Saya sangat salut dengan dia, karena meskipun orang barat, merka sangat memperhatikan kultur. Bahkan hingga kultur islam di Indonesia. Kenapa? Dia bisa memberikan opini, bahwa saat ini muslim di dunia masih lebih banyak hanya membaca dan menghafal al-Quran. Sehingga kesimpulannya adalah masih sebatas “what?”. Bukan bertanya “Why?” isinya seperti ini. Yah mungkin memang benar, namun sebagai muslim, hal ini harus menjadi semangat kita sebagai muslim untuk terus mengembangkan ilmu dari Al-Quran.

Go to topic:

Sesi 1: Persiapan dan melakukan presentasi lingkaran moderasi phase 1

Pada persiapan awal presentasi ini, kita berandai andai bahwa GTZ akan melakukan meeting for preparation of October planning workshop (PWS). Apa saja yang perlu diketahui oleh moderator:

1. Objective of meeting

2. Outcome of meeting

3. Durasi

4. Vanue

5. Moderator: external

6. Participant

Dalam sesi ini, kita diberi waktu untuk mempersiapakan visualisasi dan metode yang hendak digunakan. Bu Diah berani maju untuk mempresentasikannya. Setelah itu kita bersama-sama melihat hal-hal apa saja yang bisa kita pelajari. Beberap hal penting yang dapat kita pelajari di sini adalah:

1. Coba lihat siapa partisipan anda, jika mereka adalah orang-orang penting, maka kita harus melakukan secara cepat dalam pembukaan, mereka tidak mau banyak kehabisan waktu hanya untuk pembukaan atau istirahat.

2. Perlakukan mereka sebagaimananya orang penting, bukan sebagai anak TK. Karena kita bukan guru.

3. Tidak perlu mengutarakan ekspektasi mereka, karena meeting ini sudah jelas tujuannya. Kecuali jika memang ada request atas permintaan lain.

4. Persiapan-persiapan dan persiapan

Sesi 2: Persiapan dan melakukan presentasi lingkaran moderasi phase 2

Kembali lagi kita diminta melakukan persiapan terhadap phase 2 ini. Awalnya saya nggak siap benar dalam melakukannya. Tapi karena tidak ada yang mau maju, saya nggak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Apalagi ini merupakan tantangan yang besar untuk saya karena akan melakukan structuring. Namun apa yang terjadi:

1. Menentukan problem bukan hanya melakukan structuring apa yang perlu didiskusikan. Namun selain diskusi, apa yang perlu diputuskan, jadi cara structuring nya berbeda

2. Jangan menyingkirkan pendapat orang. Kecuali jika memang grup yang memutuskannya

3. Hati-hati dalam menggunakan kata we, you dan me.

4. Jangan membahas sebuah permasalahan pada fase ini.

5. Tolong hati-hati dalam posisi tangan sesuai dengan budaya Indonesia.

6. Pada fase ini tidak menentukan prioritas

7. Sekali lagi persiapan-persiapan dan persiapan

Sesi 3: Persiapan dan melakukan presentasi lingkaran moderasi phase 3

Pada sesi ini, Kas yang melakukan presentasi. Sekali lagi dia juga tanpa persiapan apapun. Berikut pelajaran yang dapat kita peroleh:

1. Pada sesi ini bukan melihat mana yang penting mana yang tidak terlalu penting. Tapi hanya masalah mengurutkan pembahasan!

2. Sebaiknya menggunakan rule yang sudah ditetapkan. Berikan stiker atau apapun metodenya setiap orangnya maksimal topic dibagi 2. Dan maksimal setiap topic akumulasi nya 2 (ditempeli stiker 2 kali oleh orang yang sama). Dengan begini maka kita dapat memperoleh distribusi yang jelas.

3. Jika memang terdapat topic dengan nilai yang sama, maka dapat dibahas di sesi berikutnya, atau dibahas saat itu juga. Asalkan jangan terlalu banyak debat.

4. Dan sekali lagi, persiapan-persiapan-persiapan

Sesi 4: Penutupan

Beberapa hal sebelum selesai acara ini, ada beberapa point penting:

How to deal with conflicts?

1. Secara general jangan menggunakan voting dalam meeting manajemen seperti ini, karena menyebabkan winning dan looser, oposisi dan pro. Tolong bedakan politik dan management.

2. Visulisasikan argument mereka masing-masing kemudian melakukan listing terhadap persmaan dan perbedaan, hal yang disetujui dan ditdka disetujui. Kemudian memberikan waktu kepada mereka untuk bernegosiasi. Atau bahkan bisa istirahat dulu sehingga pada waktu break mereka bisa mendiskusikannya sendiri.

Hal terakhir yang disampaikan adalah, anda harus mempraktekan ini. Dan jika ingin mentransfer knowledge lakukan lah pelatihan. Bukan dengan membaca.

Ok.. Terimakasih DR. ULI.. Sampai jumpa kapan-kapan. Kami tunggu undangan berikutya, meskipun tidak ada yang meminta hal ini pada waktu evaluasi pelatihan terakhir.

The End..

Moderation / Facilitation Techniques for Meetings and Workshops –Day 3-

PDF

Bagaimana menorganisir dan mengadakan pertemuan dan workshop yang sukses.

By: DR. Ulrich Gartner (Uli) – AMI (Asian Management Institute Ltd.

Di hari ketiga ternyata ada orang yang datang terlamat. Seperti biasa, dia agak kecewa.

Go to topic:

Sesi 1: Review Evaluasi

Salah satu cara untuk mengevaluasi adalah dengan menggunakan kartu. Melalui pertanyaan Tuliskan 2 hal terpenting yang anda dapatkan dari pelatihan selama 2 hari ini!. Dan menulisnya di kartu, kemudian menempelkannya di papan secara terbalik. Dalam evaluasi, tidak perlu dibahas satu per satu, kecuali kalau memang tidak jelas. Hal ini berfungsi agar setiap orang dapat menyampaikan pendapatnya dan tidak merasa bersalah.

Baca lebih lanjut

Moderation / Facilitation Techniques for Meetings and Workshops –Day 2-

PDF

Bagaimana menorganisir dan mengadakan pertemuan dan workshop yang sukses.

By: DR. Ulrich Gartner (Uli) – AMI (Asian Management Institute Ltd.

Di hari kedua ternyata ada orang yang datang terlalu cepat,  1 orang baru dan 1 orang terlambat. Sangat berbeda ternyata kultur orang Jerman.  Berikut komentar-komentarnya:

1. Untuk orang yang datang terlalu cepat: kenapa kamu sudah datang?, mereka menjawab, “minum kopi pak”. Sang Pelatih berkata, “kenapa kalian buang-buang waktu di sini, kenapa tidak belajar handout saya?”. Melihat cerita ini, sudah jelas kelihatan memang, andaikata semua orang Jerman seperti ini, betapa produktif nya mereka. Dan tidak heran meskipun baru membangun dunia Jerman setelah perang dunia kedua, bisa langung jadi Negara maju.

2. Untuk orang yang baru bisa datang di hari kedua. Uli sepertinya sangat tidak suka dengan orang yang seperti ini. Orang tersebut langsung disuruh memperkenalkan diri di depan. Lalu kemudian diberi feedback oleh teman-teman yang lain. Dan cukup lama mengulang kembali menasehati bagaimana eye contact dan lain-lain. Dia bilang, “seharusnya kamu sudah mempersiapkan diri secara mental jika kamu terlambat. Pasti kamu disuruh memperkenalkan diri. Kamu harus bisa menyiapkan alsan-alasan kenapa kamu baru bisa ikut hari ini. Dan lain-lain. Kamu harus bisa memposisikan diri kamu ketika kamu menjadi moderator dan terlambat”. Beee….

3. Untuk orang yang terlambat. Di hampir setiap Negara Asia yang dia kunjungi memang ada kecenderungan untuk terlambat. Apapun alasannya, sebagian besar mengatakan traffic jam. Tapi sebenarnya ini bukan masalah, karena kalau dia tahu Jakarta macet, pasti dia memang sudah tahu kalau harus berangkat lebih cepat. Atau sakit, baik itu benar atau tidak sebenarnya. Apalagi kalau istirahat, di saat sudah masuk, mereka baru berbondong-bondong ke kamar mandi. Padahal sebagai moderator kita sangat sulit memulai suatu pertemuan jika anggota nya belum lengkap. Karena moderator harus mengulangi nya lagi dan menjelaskan ulang. Dan itu merupakan investasi waktu yang lebih besar lagi.

Go to topic:

Baca lebih lanjut

Moderation / Facilitation Techniques for Meetings and Workshops –Day 1-

PDF
Bagaimana menorganisir dan mengadakan pertemuan dan workshop yang sukses.

By: DR. Ulrich Gartner (Uli) – AMI (Asian Management Institute Ltd.

Ini pertama kalinya saya mengikuti pelatihan “bagaimana cara memfasilitasi dan menjadi moderator yang benar pada suatu pertemuan dan workshop?”

Pelatihan ini ternyata di luar dugaan saya, pelatihan hanya diikuti oleh 14 peserta, itupun 2 peserta tidak dating, sehingga hanya 12 peserta. Kemudian, selama pelatihan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Sehingga peserta harus tetap berani mengekspresikan pendapatnya meskipun terbata-bata.

Ok.. kita bias langsung masuk ke dalam materi.

Tujuan dari pelatihan ini adalah:

1. Peserta pelatihan dapat secara efektif dan efisien megnaplikasikan komunikasi partisipatory dan melakukan teknik guiding dalam pertemuan dan workshop.

2. Mempunyai kemampuan dasar yang dibutuhkan untuk menyiapkan, structure dan memiimpin diskusi dan proses kelompok kerja dalam pertemuan dan workshop.

Konten (Isi):

1. Elemen dan metode dari moderation / fasilitasi

2. Peran dan fungsi moderator/ fasilitator

3. Bagaimana menjadi percaya dari dan dapat meyakinkan di depan banyak orang.

4. Bagaimana menjadi ahli dalam komunikasi bahasa semi verbal dan non-verbal

5. Bagaimana memberikan presentasi yang meyakinkan

6. Bagaimana menstimulasi, membentuk (structure), dan guide hasil-orientasi diskusi. Atau dalam kata lain steering the process dan handling situasi yang sulit, seperti jika ada konflik dalam pertemuan.

7. Bagaimana menggunakan teknik dengan visualisasi yang efektif.

8. Melakukan motivasi dan membuat aktif peserta, jika mempunyai kendala dengan permasalahan hirarki (ada boss)
Baca lebih lanjut

Strategi Pemasaran Universal Coverage

Oleh: Firdaus Hafidz

Pendahuluan

Asuransi kesehatan social merupakan salah satu metode pembiayaan kesehatan. Konsep ini sangat ideal, yakni mengumpulkan seluruh risiko (risk pooling) individual dan rumah tangga dari total biaya pelayanan kesehatan. Semakin besar derajat riskpooling pada sistem pembiayaan kesehatan, maka semakin sedikit konsekuensi untuk risiko pembiayaan kesehatan individual dan semakin mudah orang untuk mengakses pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.

Terdapat dua puluh tujuh Negara yang telah berhasil menjalankan universal coverage melalui metode ini. Namun perlu diketahui, diperlukan effort yang sangat besar dan hampir seluruh Negara yang telah berhasil mengimplementasikannya  membutuhkan waktu yang sangat lama. Sebagai contoh Jerman sebagai Negara maju memerlukan waktu selama 127 tahun, dan yang paling cepat adalah 20 tahun di Costa Rica. Sehingga jika Indonesia ingin menargetkan universal coverage di tahun 2014 melalui system asuransi social, hal ini bisa dikatakan sangat sulit. Karena sebagaimana kita ketahui, Indonesia masih memiliki beberapa kendala untuk mengimplementasikannya, antara lain anggaran kesehatan yang masih jauh di bawah anggaran yang telah ditetapkan oleh WHO yakni 2,8% dari GDP, permasalahan atas pemerataan fasilitas dan tenaga kesehatan, system informasi kesehatan dan yang paling terpenting adalah komitmen dari para pengambil kebijakan itu sendiri.

Namun kita tidak perlu pesimis dahulu. Kita harus mengerti bahwa universal coverege memiliki dua dimensi yang berbeda. (1) perlindungan kesehatan yang mencukupi (adequate health care) dan (2) melindungi seluruh populasi (health care for all). Kita tidak dapat meraih keduanya dalam satu waktu, semuanya butuh road map yang jelas dalam pelaksanaannya dan penetapan prioritas atas pilihan-pilihan yang tersedia.

Terdapat dua pilihan untuk mencapai universal coverege. Pertama adalah sistem pembiayaan kesehatan berdasarkan pajak (general tax revenue) sebagai sumber pembiayaan kesehatan. Sering disebut sebagai NHS (National health Service) dan Asuransi Kesehatan Sosial (SHI), dimana mewajibkan seluruh populasi untuk menjadi anggota. Untuk pekerja akan dipotong dari gajinya langsung, sedangkan pekerja informal berdasarkan estimasi pendapatan. Pemerintah juga dapat memberikan kontribusi untuk menentukan siapa yang tidak perlu membayar (orang miskin dan orang yang memiliki pendapatan rendah). Sedangkan pelayanan kesehatan dapat di pemerintah maupun swasta.

Dari pilihan yang telah disebutkan di atas, saat ini Indonesia akan melakukan kombinasi atas metode pembayaran tersebut. Karena kita memerlukan metode NHS untuk membiayai penduduk miskin dan pekerja informal yang sangat sulit atau bisa dikatakan mustahil menarik iuran premi secara wajib terhadap mereka. Hal ini dibuktikan dengan pembayaran pajak NPWP hanya 2% dari penduduk. Tapi, di sisi lain diperlukan system gotong royong untuk melindungi seluruh pendudk melalui metode SHI.

berupaya mengembangkan system jaminan social untuk mewujudkan cakupan terlindunginya seluruh penduduk (universal coverage).

Ide yang begitu normative dan ideal yang telah disampaikan di atas memerlukan “strategi pemasaran ide”  agar ide tersebut dapat terwujud. Pemasaran menjadi sangat penting sebagai suatu proses social yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang berniali dengan pihak lain. Sehingga pemasaran tidak hanya berarti menjual ide asuransi dan penjualan hanya merupkan puncak kecil dari pemasaran.

Baca lebih lanjut

Perhitungan Premi Asuransi Kesehatan

Tugas Take home Pak Kasir

Sebenarnya cukup sedih pada hari itu saya nggak bisa ikut kuliah beliau dari hari pertama. meskipun pada semeser sebelumnya pernah ngintip kuliah beliau di angkatan sebelumnya. tapi tetap aja ngerasa nggak full. Tapi aku juga jadi heran, kok teman-teman bisa percaya sama kerjaanku ya..? padahal aku sendiri nggak ikut kuliah dari pertama pada waktu hari kedua latihan itung-itungan.. yah mudah-mudahan benar..
terutama yang membaca blog ini, semoga bisa ngasih masukan.

Ada dua latihan:
yang pertama memperhitungkan premi asuransi ku ketika berumur 26 sampai 30 tahun.
yang kedua memperhitungkan premi untuk jaminan kesehatan .. dengan berbagai produk.. banyak asumsi sih di sana..

ok.. nggak usah basa-basi lagi. silakan download di sini
1. perhitungan premi individual
2. dasar perhitungan morbiditas
3. laporan perhitngan premi jaminan kesehatan daerah
4. lampiran perhitungan premi jaminan kesehatna daerah

Selamat belajar..!!