Berlebih-lebihan dalam Islam: bagaimana Teori Ekonomi menginterpretasikannya?

Oleh: Firdaus Hafidz

Dipaparkan pada pengajian ba’da Jumat 12 Februari 2016, Leeds Grand Mosque

Seorang pengajar menyetir pernah bertanya kepada saya, “bagaimana penelitianmu terkait dengan Islam?” lalu dengan lugunya saya pun hanya bisa menjawab, “referensi kami selama ini masih merujuk kepada jurnal-jurnal atau teori pemikir barat”, tapi memang begitu kenyataannya. Oleh karena itu, saya menjadi tergelitik bagaimana penelitian yang saya lakukan saat ini terkait efsiensi dalam Islam.

Untuk memulai tulisan ini saya melakukan pencarian informasi terkait kata Tabzir (foya-foya), dan berlebihan dengan menggunakan Program Indeks Tafsir atau Terjemah Al-Quran[1]. Lalu kemudian membaca dan menginklusi ayat dari terjemahan tafsir Ibnu Katsir[2] yang terkait langsung dengan berlebihan-lebihan dalam kaitannya dengan ekonomi, bukan sikap, atau perilaku.

Saya temukan terdapat 6 ayat Al-Quran yang berhubungan langsung dengan hal tersebut yakni:

  1. 6 (Al An ‘Aam):141, terkait berlebih-lebihan dalam makan, dan tunaikanlah zakat
  2. 7 (Al A’ Raaf):31, memakai pakaian yang indah ketika memasuki masjid, dan tidak makan dan minum secara berlebihan
  3. 17 (Al Israa’) :26, jangan menghamburkan harta secara boros, dan Allah Ta’ala melarang berlebih-lebihan dalam berinfak, dan menyuruh melakukannya secara seimbang, atau menginfakkan harta untuk jalan maksiat atau kerusakan.
  4. 17 (Al Israa’):27, para pemboros adalah saudara syaitan
  5. 17 (Al Israa’):29, jangan kikir, namun juga jangan memberi di luar kemampuan, sehingga lebih banyak pengeluaran dari pemasukan.
  6. 25 (Al Furqaan) :67, tidak membelanjakan harta secara berlebihan, namun juga tidak kikir atau berada di tengah-tengah.

Kutipan lengkapnya terdapat pada lampiran

Dalam perspektif ilmu ekonomi yang menjadi pertanyaan, sejauh mana dianggap berlebihan? Boros? Kikir? Seimbang?. Melirik definisi efisiensi yang merupakan kemampuan meminimalkan pemborosan dalam penggunaan sumberdaya (input) yang tersedia untuk menghasilkan sebuah produk (output) [3] [4] Baca lebih lanjut