Oleh: Jarir Atthobari
Konsep dari farmakoekonomi:
– Health care expenditures increase enormously
- Growing expenditure (2-3% annually)
- Growing drug expenditures ( + 10% annually)
Salah satu BUMN menghabiskan 36M dalam satu tahun untuk obat dengan kenaikan biaya pemakaian obat hingga 10-20%. Ternyata selain membeli obat mereka juga membeli pempers, minyak kayu putih, dll.
– Due to?
- Demographic factors (e.g. ageing of the population).
Harapan hidup makin tinggi, di jogja, perempuan saat ini 72 tahun, laki-laki 71 tahun. Sedangkan asuransi hanya mengcover hanya sampai 60-65 tahun. Sehingga harus ada perubahan kebijakan.
Saat ini, orang tua semakin banyak dan kompleks. Sekarang panti jompo semakin banyak, ahli geratri makin banyak dibutuhkan.
- Switch to (more expensive) newly reimbursed drugs
Terkadang klinisi, lebih cenderung memberikan resep obat-obat baru. Padahal biasanya lebih mahal dan belum tentu terjamin efektifness nya.
1x kometarpi 15 juta. 6x kometerapi dalam 2 bulan. Hal ini mengakiibatkan biaya semakin mahal.
– Solution?
- Efficient use of reosources within the health care setting (e.g. switch to cheaper generic drugs)
- Generic drugs adalah obat yang telah dipatenkan oleh pemerintah dari perusahaan farmasi yang telah habis masa patennya. Sehingga dapat diproduksi di dalam negeri, sehingga bisa sangat murah. Di Indoensia, meskipun masa paten nya sudah habis, obat-obat generic tetap rendah penggunaannya. Hal ini karena tergantung policy, dari Rumah Sakit, Ausransi, pemerintah pusat, dll
Oportunity Cost
– Time and money as resources can only be spent once – choice is unavoidable
– O.C. is defined as the amount that a resource could earn in its high valued alternative use
– How do you invest your time? Missal: mestinya hari ini kuliah, tapi tidak kuliah Karena lebih memilih tidur di rumah. Waktu ini adalah investasi. Dan waktu ini tidak dapat diulangi lagi.
Financing HIV care in developing countries.
Gap antara resource needs dan resource availability dari 2005 hingga 2007 terus bertambah. Apalagi di Afrika semakin banyak orang yang tidak bisa mendapatkan obat ARV akibat Negara-negara penyumbang kolaps akibat krisis ekonomi.
Hubungan dalam pharmacoeconomic analisis bisa di dapatkan-outcome- nilai (value):
- Clinical
- Efficacy
- Safety
- Side effects
- Economic
- Work productivity
- Direct medical cost
- Resources consumer
- Humanistic
- Satisfaction
- Patient preference
The basic question: what health benefits do we get for money we spend on health care?
Cost effectiveness:
- Quality
- Efficacy. Obat A lebih baik dari obat B.
- Safety. Obat A efek sampingnya lebih besar dari obat B.
- Cost Effectiveness.
Kapan evaluasi ekonomi dibutuhkan?
Drug A. More Costly | Drug A: Less costly | |
Drug A: more effective | PE | Drug A. Optimal Strategy |
Drug A: less effective | Drug B. optimal choice | PE |
Di Belanda, setelah obat diregistrasi di FDA, harus dilakukan pharmacoeconomics sebelum bisa dilakukan reimbursement. Meskipun belum masuk dalam Clinical guidelines. Namun di Inggris, pharmacoeconomics analysis sudah dilakukan sebelum registrasi. Dulunya di UK (NICE) melakukan pharmacoeconomic setelah reimbursement. Begitupun di Australia melakukan pharmacoeconomic segera setelah reimbursement.
Macam-macam biaya:
Direct medical cost: biaya yang dikeluarkan secara langsung untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Contoh: biaya obat, biaya konsultasi, lab, dll
Direct non medical cost; biaya yang ditanggung secara langsung tapi tidak berhubungan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Contoh: biaya transportasi menuju fasilitas kesehatan, menggunakan babysitter selama sakit untuk merawat anak-anak.
Indirect non medical costs: biaya tidak langsung ketika sakit. Contoh: biaya yang hilang (produktivitas) karena sakit. Biasanya menggunakan human capital approach (HC) — > based on individual earning capacity using standard labor wage rates. Atau Willingness to pay (WTP) — > Berapa pemeirntah mau membayar atas suatu penyakit untuk meningkatkan 1 harapan hidup.
Intangible costs: biaya yang tidak dapat diukur. Seperti rasa sakit hati, sedih, dll
Opportunity costs: biaya kesempatan untuk melakukan satu hal disbanding hal yang lain
Incremental cost: biaya yang dibutuhkan untuk meningkatan 1 unit pelayanan
Benefit
- Natural units
- Years of life saved.
- Strokes prevented
- Peptic ulcers healed
- Utility Unit
- Quality adjusted life years
- Life years gained
Benefits/ Outcomes/ Consequences:
– Life expectancy/ survival
– Relief of symptoms (pain, distress, disability)
– Quality of life
Criteria dasar dari evlauasi farmakoekonomi:
- Objective
Tujuan melakukan farmakoekonomi analysis. Untuk membandingkan obat A dan B dan lain-lain. Harus didefinisikan secara jelas dan dapat diukur. Contoh: apakah terapi fosinopril pada pasien hipertensi dengan penyakit diabetes.
Contoh: kejadian flu Mexiko terjadi secara periodic selama 40 tahun sekali. Saat ini sudah ada vaksinasi. Vaksinasi ini hanya dibeirkan pada anak-anak/ remaja dan tenaga medis. Teranyata orang tua sudah punya imunitas untuk penyakit tersebut. Sedangkan tenaga medis sebagai orang yang paling berisiko terkena karena kontak
- Perpective:
- provider
– Actual expense of providing a product or service, regardless of what the provider charges
– Hospitals, managed-care organizations, private-practice physicians
– Direct cost such as drugs, hospitalization, lab test, supplies, health professionals fee are measured.
- Patients
– What patients pay for a product or service
– Portion not covered by insurance
– Insurance co-payments, out of pocket drug costs as well as indirect costs
- Payer
– Insurance companies, employers or government. Costs represent the charges for health care products and services allowed/ reimbursed by the payer. Indirect costs such lost of workdays and decreased productivity may contribute (tapi bisa tidak juga).
- Societal
– Benefit to society as a whole. All direct and indirect costs are included.
Metode
– COI (Cost of illness); estimates the cost of disease on a defined population. Mmenghasilkan baseline untuk membandingkan pencegahan terhadap suatu penyakit
– CMA (cost minimization analysis); Finds the least expensive cost alternative. Biasanya diguankan untuk benefit yang sama.
– CBA (Cost benefit analysis); Measures benefit in monetary units and computes a net gain. Membandingkan program dengan tujuan yang berbeda.
– CEA (Cost effectiveness analysis); Compares alternatives with therapeutic effects measured in physical units, computes a C/E ratio. Membandingkan 2 obat yang berbeda outcome dengan benefit yang sama.
– CUA (Cost utility analysis); Measure therapeutic consequences in utility units rather than physical units, computes a C/U ratio. Dai tidak mengukur berapa banyak yang disembuhkan, namun dilihat dari kualitas hidup. Pilih mana 10 tahun hidup tapi terbaring, atau 5 tahun hidup bisa jalan-jalan.
– CCA (Cost consecuence analysis).
Study design
Choice of intervention
Cost and konsekuensi
Sensitivity analysis
Discounting
Waduh.. udah ngantuk aku.. nggak bisa nyatet lagi.. hiks..
berikut ada buku yang mungkin bisa bermanfaat untuk dibaca (dari pak jarir juga beberapa waktu lalu dikasih)- dari pada saya email satu per satu pengunjung website
1. Pharmacoeconomics from theory to practice
2. Cost effectiveness analyses in health practical approach