SICKO

sicko-jpg Film yang sangat menarik untuk ditonton. Film dokumenter mengenai kritisi masyarakat Amerika terhadap kebijakan mengenai pembiayaan terutama Asuransi kesehatan yang bobrok. Film ini secara ekstream membandingkan pembiayaan kesehatan di Amerika dengan negara-negara lain seperti Kanada, Inggris, Prancis dan Kuba.

Di Amerika Serikat meskipun warganya sudah dilindungi oleh medicare, tetap saja mereka harus bekerja keras karena beberapa obat tidak ditanggung oleh pihak medicare. Hal ini yang disebut sebagai underinssured. Sedangkan yang sudah mengikuti asuransi komersial, tetap bisa bangkrut karena tingginya biaya deductible dan co-payment. Sampai-sampai orang lebih memilih menjahit lukanya sendiri karena tingginya biaya rumah sakit di Amerika Serikat.

Keburukan lain yang ditunjukkan di film ini adalah, banyak sekali list penyakit dari pihak asuransi untuk menolak claim anda. Bahkan, ketika awalnya sudah dilindungi (dibayar oleh pihak asuransi), namun ternyata setelah diteliti ada pre-existing condition, maka pihak asuransi mempunyai HITMAN yang bertugas untuk mengambil kembali uang yang telah diberikan kepada peserta. Masalah ini sebenarnya jadi lingkaran setan, karena pihak dokter yang bisa menolak klaim akan mendapatkan bonus dari pihak asuransi.

Ok, sekarang kita ke Inggris. Bagaimana keadaan disana? Semua orang berobat hampir gratis, obat yang dibeli hanya 9euro, tak perduli seberapa banyak obat yang anda beli, dan seberapa mahal obat paten yang anda beli. Di sisi lain, dokter juga diberikan gaji yang layak. Seorang dokter umum, bisa punya rumah dengan harga 1 juta dollar, mobil audi dan hidup nyaman. Sehingga mereka tidak perlu repot-repot untuk buka praktek swasta jika tidak ingin mempunyai TV 6 atau rumah lebih dari 1. Beginilah kehidupan NHS, tapi yang menjadi kelemahan tentu saja, fasilitas kesehatan akan sangat ramai, dan antrian begitu panjang. Kurang lebih merek a mengantri selama 20 menitan. Tapi saya rasa itu jauh lebih baik dari Indonesia yang harus berjam-jam mengantri, dan tetap harus bayar. Sehingga orang termiskin di Inggris mempunyai harapan hidup lebih baik dari orang terkaya di Amerika.

Katanya korban dan pahlawan 9/11 diberi penghargaan berupa jaminan terhadap kesehatan mereka, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Para teroris diberi fasilitas kesehatan yang supercanggih di penjara Guantanamo. Di Kuba pun orang Amerika sampai merasa terharu karena disana meskipun negara yang miskin, tapi orang membayar pajak untuk kesehatan. Semua serba sederhana, tapi sudah universal coverage. Bayangkan saja, orang di sana membayar obat asma hanya 5 cent, sedangkan di Amerika harganya bisa mencapai 120 dollar. Wow…

Beginilah kalau kita mempunyai ideologi demokrasi liberal namun belum dewasa. Karena demokrasi memihak yang mayoritas bukan yang benar. Onag yang sehat selalu lebih banyak dari orang yang sakit (20-30%), seingga usaha kita untuk mencapai universal coverage harus berasal dari lubuk yang paling dalam, kecuali ideologi kita berubah menjadi demokrais sosialis. Tapi takut-takut nanti dikira komunis lagi..

HARUS TALANGI DULU DANA JAMKESMAS ; Pemkab Minta Ganti ke Pusat Rp 2 Miliar

Kedaulatan Rakyat

SLEMAN (KR) – Anggaran jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) dari pemerintah pusat yang sudah ditalangi Pemkab Sleman melalui dana JPKM tetap harus diupayakan pengembaliannya. Saat ini, Dinas Kesehatan baru melakukan pemilahan dan memroses pengembalian itu melalui koordinasi dengan rumah sakit yang melayani pengguna Jamkesmas tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Sleman drg Intriati Yudatiningsih MKes mengungkapkan hal itu ketika dihubungi KR, Kamis (30/10), terkait penggunaan anggaran Jamkesmas. Menurutnya, meski digunakan untuk menalangi Jamkesmas, namun dana JPKM untuk pengobatan warga miskin masih cukup.
“Warga miskin tak perlu khawatir untuk berobat. Anggaran JPKM dari APBD Sleman masih cukup karena sebelumnya sudah diperhitungkan dengan matang. Kalaupun habis, masih ada dana Jamkesos dari Propinsi DIY,” kata Intri.
Namun anggota Komisi D DPRD Sleman Huda Tri Yudiana ST mendesak Dinas Kesehatan untuk secepatnya meminta ganti atas klaim anggaran warga miskin yang termasuk kuota pemerintah pusat yang sudah ditalangi oleh APBD Sleman tersebut.  Sebagai gambaran, anggaran yang sudah ditalangi mencapai Rp 2 miliar lebih. sehingga apabila bisa segera dimintakan ganti, sangat membantu keberlangsungan program JPKM untuk warga miskin.
Diungkapkan Huda, berdasarkan data tahun 2007 warga miskin di Sleman berjumlah 191.690 orang. Program jaminan kesehatan untuk warga miskin dalam operasionalnya dilaksanakan dengan tiga macam anggaran, yaitu dari APBN melalui program Jamkesmas mencakup 168.158 orang, dari APBD propinsi melalui Jamkesos sejumlah 19.000 orang dan dari APBD kabupaten melalui JPKM  untuk 4.532 orang.
“Dalam praktiknya, APBD Sleman menanggung lebih dari kuota tersebut karena seluruh warga miskin yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) semuanya gratis biaya pengobatan dari dokter umum sampai rumah sakit. Terutama pada awal tahun, ketika anggaran Jamkesmas belum turun, biaya pengobatan warga miskin sudah ditanggung APBD Sleman. Selain itu berbagai proses pendataan yang baru selesai pertengahan tahun juga membuat APBD menanggung pembiayaan warga miskin yang semestinya dalam cakupan program Jamkesmas,” kata Huda.
Kondisi ini, lanjutnya,  memang sangat menguntungkan masyarakat. Pasalnya semua warga miskin yang sakit sangat terbantu pembiayaannya, namun kemudian berakibat pada membengkaknya biaya yang harus ditanggung APBD. Dari anggaran Rp 8,7 miliar yang disediakan, sudah terpakai Rp 7 miliar lebih sehingga dikhawatirkan tidak cukup sampai akhir tahun 2008, apalagi untuk cadangan dari bulan Januari hingga Maret 2009 saat APBD masih dalam proses,” tambah Huda.

DIFFERENTIAL IMPACT

 

Risk Difference (RD)

 

Smoke

Quit

Total

Death

27

14

41

Survival

48

67

115

Total

75

81

156

RR (Risk ratio) = clip_image002= 2,1; – hubungannya dengan etiologi

RD /Attributable Risk/ Excess Risk. Perbedaan antara ratio kelompok yang terpapar dengan yang tidak terpapar.

e.g. Additional risk yang merupakan probabilitas tambahan meninggal karena melanjutkan merokok.

= rate exp (+) – rate exp (-)

= 27/75 – 14/81 = 0,19 = 19% – hubungannya dengan beban di masyarakat secara keseluruhan

Rate exp (-)/ Baseline Risk / Background risk = 14/81= 0,17

Pertanyaan:

1. Berapa yang meninggal jika 75 orang yang merokok berhenti merokok?

14/81 (17%) x 75 = 12,75

2. Berapa kematian tambahan di antara 75 pasien yang meneruskan untuk merokok setelah mereka terkena serangan jantung?

27- 12,75 = 14,25 tambahan kematian diantara orang yang terus merokok

3. Proporsi dari excess death diantara yang merokok:

14,25/75 =0,19

4. Berapa yang bisa dihindari kematiannya, jika dari 1000 orang yang melanjutkan merokok:

1000 x 0,19 = 190

5. Bagaimana anda mengevaluasi apakah excess risk 0,19 bermakna secara klinis:

Kemungkinan nilai terbesar dari RD adalah plus atau minus 1. 0,19 secara statistik sangat kecil –karena mendekati 0-, namun belum berarti nilainya tidak bermakna secara klinis.

No excess risk à RD = 0

Difference measures of Effect

Cohort studies:

Individual risk (CI)

Risk Difference (CID) = CI1 – CI2

Average rate (ID) = Incidence Density

Rate difference (IDD) = ID1-ID2

Cross-sectional studies

Prevalence (P)

Prevalence Difference (PD) = P1 –P0

Tidak dapat digunakan pada penelitian Case-control karena di case control OR, bukan RR (tidak ada risk, rate atau prevalence)

 

Kolesterol naik

Normal

Death

26

14

Person –year

36.581

68.239

Person-time = total waktu bebas dari penyakit ketika di follow up dari seluruh responden yang kita libatkan untuk periode tertentu. Contoh:

Year

0

1

2

3

4

Total

Responden 1

ok

Ok

Ok

Ok

Ok

4 tahun

Reponden 2

Ok

Ok

Sakit

   

2 tahun

Responden 3

ok

Sakit

     

1 tahun

         

TOTAL

7 Person-year

IDR/RR =clip_image004= clip_image006 = 3,5

ID1 = 26/36,581

ID2 = 14/68,239

Karena angka incidence jadi dibuat / 100.000

IDD = 71/100.000 (Exposed rate) – 20,5/100.000 (expected rate) = 50,6/100.000 P.Y (Excess rate)

Pertanyaan:

1. Berapa jumlah kematian yang terkait dengan penyakit jantung / 100.000 PY yang bisa dicegah diantara orang-orang kolesterol tinggi, jika orang tersebut dapat menurunkan ke level normal?

20,5 x 36.581 = 7,5 adalah angka ekpektasi dari CHD per 100.000PY jika mereka dapat menurunkan kolesterol ke tingkat normal.

Sehingga 26-7,5 = 18,5 CHD-related deaths per 100.000 PY dapat dihindari.

2. Apa nilai excess rate dari CHD-related death per 100.000PY dari orang yang memiliki kolesterol tinggi = 50,6

3. Bagaimana mengevaluasi nya secara klinis?

Kemungkinan terbesar RD tidak terbatas. Namun, ini tidak berarti 50,6 kecil secara klinis.

Statistical Inference: Interval Estimation and Hypothesis Testing

Tugas Biostatistik 3

Tutorial 3: A 52-Week, Randomized, Open-label, Parallel-Group Comparison of the Tolerability and Effects of Pitavastatin and Atorvastatin on High-Density Lipoprotein Cholesterol Levels of Low-Density Lipoprotein Cholesterol and Glucose INtolerance

1. Tipe teknik statistik yang digunakan

– Kalkulasi mean dan Standar Deviasi digunakan pada variabel demografik dan karakteristik klinis peserta sebagai data dasar, yakni umur, tinggi badan, berat badan, lipids, fasting insulin, fasting glucose, HbA1c, HOMA-IR.

– Kalkukulasi mean dan Standar Deviasi pada variabel perubahan variabel lipid dan metabolisme glukosa, pada pitavastatin dan atorvastatin dari data dasar.

– Kalkulasi persentase perubahan variabel lipid dan metabolisme glukosa antara pitavastatin dengan atorvastatin

2. Hipotesis, t-test, formal hipotesis.

Hipotesis:

We assumed that HDL-C levels would increase by 10% with pitavastatin treatment and by 0% with atorvastatin treatment”

H0 = Tidak ada perbedaan tingkat HDL-C dengan penggunaan pitavastatin dan Terdapat perbedaan tingkat HDL-C dengan penggunaan atorvastatin

H1 = Terdapat perbedaan tingkat HDL-C dengan penggunaan pitavastatin dan Tidak ada perbedaan tingkat HDL-C dengan penggunaan atorvastatin

Uji statistik yang digunakan:

– Menggunakan 2-sample t test, 95% CI untuk membandingkan persentase perubahan HDL-C minggu ke-52 dengan data dasar pada kedua group.

– Untuk mengevaluasi efek dari Pitovastatin dan Atorvastatin digunakan Fisher Exact Test

Kesimpulan hipotesis berdasar hasil:

1. Terdapat perbedaan yang signifikan (p=0,031) pada perubahan tingkat HDL-C antara Pitavastatin dan Atorvastatin. Kesimpulan: H0 ditolak, H1 diterima.

2. Terdapat perbedaan yang signifikan (p=0,002) pada perubahan tingkat LDL-C antara Pitavastatin dan Atorvastatin. Kesimpulan: H0 ditolak, H1 diterima

MANFAAT ASURANSI SOSIAL

Riset di Indonesia dan Amerika Serikat

File original (PDF)

Oleh: Raj Chetty, adam Looney (Biro Riset Ekonomi Massachuset, Oktober 2005)

Kajian ini merupakan mengenai dampak Asuransi Sosial terhadap kesejahteraan masyarakat di negara ekonomi berkembang dibandingkan dengan negara ekonomi maju. Dilakukan survei panel di Indonesia dan Amerika serikat (AS).

Ditemukan bahwa tingkat konsumsi makanan di kedua negara turun sekitar sepuluh persen ketika satu individu kehilangan pekerjaan. Shock memberi pengaruh yang besar terhadap tingkat konsumsi di Indonesia dan Amerika Serikat. Berbeda dengan warga AS yang cenderung untuk mengurangi kebutuhan pokok, di Indonesia cenderung mengatasi masalah ini dengan menggunakan metode yang terlalu berisiko untuk mengendalikan masalah konsumsi, yakni seperti mengeluarkan anak mereka dari sekolah atau mengirim anggota keluarganya untuk bekerja (menambah penghasilan keluarga yang semakin menipis) . Hal ini tentu saja tidak akan mereka rasakan dampaknya untuk sesaat, namun anda bisa bayangkan hal tersebut membuat semakin turunnya kualitas sumber daya manusia, dan akan berdampak besar yang buruk dan berkepanjangan bagi negara Indonesia. Asuransi sosial mampu memberikan manfaat untuk kesejahteraan dengan mengurangi perilaku yang cenderung berisiko tersebut, namun bukan untuk mengendalikan konsumsi.

Hasil kajian ini menunjukkan bahwa asuransi pengangguran dapat membawa dampak positif dalam beberapa hal. Kajian empiris tambahan perlu dilakukan untuk menentukan bahwa keuntungan asuransi sosial dapat menurunkan perilaku yang tidak efisien di Negara ekonomi berkembang. Satu hal yang perlu diingat bahwa kajian ini belum mengembangkan jenis program asuransi sosial yang feasible untuk diterapkan di Negara ekonomi berkembang. Apabila program ini hanya terbatas pada cakupan (coverege) yang tidak menyeluruh (contoh: hanya untuk PNS) maka hal ini dapat menyebabkan distorsi individual (seperti lebih memilih untuk bekerja sebagai pegawai negeri ) yang hanya akan menambah ketidak efektifan ekonomi Negara. Riset lebih lanjut mengenai batasan yang dibebankan oleh politik ekonomi di Negara berkembang dalam menghasilkan program asuransi sosial untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Agenda riset ini sesuai untuk ekonomi Asia tenggara di mana saat ini sedang dalam fase pembangunan, sehingga penerapan jaring pengaman nasional dapat dilaksanakan.

Dr dr Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH. Menteri Kesehatan 2009-2014

Siapakah yang mengenal Menteri Kesehatan 2009-1014 yang satu ini?

Nah, cari mencari riwayat hidup beliau, berikut cv beliau

Setelah mengikuti kuliah mengenai kebijakan, saya mulai sedikit mengerti kenapa dr. Endang yang dipilih sebagai menteri kesehatan yang baru. Tanpa melihat kontroversi yang terjadi mengenai citra beliau yang dianggap sebagai pro Amerika, rasanya bangsa Indonesia memang membutuhkan menteri kesehatan yang feminim. Seorang yang sangat pro terhadap kesehatan ibu dan anak –masalah kesehatan utama Indonesia-. Memang sense seorang feminim lah yang diperlukan. Berikut kutipan pernyataan beliau:

"Reformasi sektor kesehatan dengan berbagai upaya harus dilanjutkan. Yang pertama, upaya preventif pencegahan itu dari hulu sampai hilir harus imbang," kata Endang saat ditanya mengenai program yang akan dijalankannya. Endang melanjutkan, upaya tersebut tidak hanya terapi, tetapi juga promosi kesehatan dan pencegahan penyakit sehingga bila perlu berupaya mencari sasaran Millenium Development Goals (MDGs) atau melampauinya.
Endang juga menyatakan akan berupaya untuk menekan masalah gizi buruk anak balita serta angka kematian ibu dan bayi. Selain itu, upaya tanggap darurat akan menjadi perhatiannya. "Kita kan negara yang sering kena bencana. Itu utama sekali. Negara harus selalu siap dan mobile," katanya.

 

Selain itu, saya pribadi cukup setuju dr. Endang sebagai menteri kesehatan karena beliau memiliki background Public Health dimana mudah-mudahan beliau dapat memandang permasalahan kesehatan Indonesia sebagai populasi, bukan individu. Meskipun kita mengerti betul bahwa secara idealis, preventif lah yang penting, tapi masalahnya bangsa Indonesia masih sangat membutuhkan kuratif. Jadi keduanya harus berjalan beriringan.

Tapi karena lulusan MPH Harvard, saya berharap beliau tidak menggiring kebijakan kesehatan layaknya Amerika terutama pada sisi kebijakan pembiayaan kesehatan. Karena bisa kita lihat sendiri betapa carut marutnya di sana. Hampir semua pembiayaan kesehatan dikuasai oleh asuransi swasta, sehingga Presiden Obama pun akhirnya mulai melunak dalam mengatasi reform yang dicanangkan beliau sendiri.

Kembali kepada Menteri Kesehatan, sepak terjang beliau yang jarang dilihat adalah sempat bekerja di Rumah Sakit Pertamina Jakarta, pada 1979-1980. Kemudian, pada 1980-1983, Endang berangkat ke Nusa Tenggara Timur. Di lokasi ini, Endang menjabat Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Waipare, NTT. Lalu, dia berlanjut tugas kembali ke Jakarta. Endang dipercaya bertugas di Dinas Kesehatan Propinsi DKI pada 1983-1997. Tidak hanya di level lokal dan Tanah Air, karir Endang juga terbilang gemilang di kancah dunia.

Dilihat pernah menjadi kepala Puskesmas selama 3 tahun, hal ini saya rasa yang menjadi nilai plus bahwa dirasa mempunyai nilai komitmen dan loyalitas kepada negara, dan mengerti bagaimana kondisi di daerah pelosok Indonesia.

Terakhir, semoga kesehatan Bangsa ini menjadi lebih baik dengan kebijakan-kebijakan mutakhir beliau.

Manajer Sukses

Manajer yang sukses adalah manajer yang dapat melaksanakan tugas utamanya yakni Sustanaiblity, Effective and Effecient (SEE). Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan 4 proses manajerial berikut:

1. Planning

Mempunyai perencanaan yang matang dan merencanakan program yang luar biasa. Ini merupakan landasan tempat berpijak dari segala sesuatu yang akan diatur. Selain hal tersebut, dapat menata tantangan atau konflik menjadi peluang.

2. Organizing

Manajer harus mampu mengorganisasi, ia menganalisis kegiatan, keputusan dan hubungan yang diperlukan. la membagi-bagi pekerjaan yang dapat dimanajemeni. Mengelompokkan unit-unit dan tugasnya dalam struktur organisasi. la memiliki orang untuk memanajemeni unit-unit dan orang-orang operasional yang diandalkan.

3. Leading

Manager harus memberi motivasi dan mampu berkomunikasi. Manajer juga mengembangkan/ membimbing orang termasuk dirinya. la mengembangkan orang-orangnya dan membuat mereka memiliki kegairahan bekerja dan merasa puas akan hasilnya. Orang-orang didorong untuk menjadi berdayaguna dan berhasil guna, dan dapat melatih orang.

4. Controlling

Evaluasi merupakan langkah yang harus ditempuh oleh seorang manajer dalam rangka menata kinerja sumber daya manusia. Dari evaluasi ini akan tergambar kekuatan dan kelemahan sebuah organisasi. Dalam hal ini manajer harus dapat mengevaluasi dengan transparan

Sumber:

Fathi, Muhammad. 2008. 6 kiat menjadi manajer sukses. Khalifa (Group Pustaka Al-Kautsar)

Malone, Patrick. Seven Secrets of Successful Managers. The PAR Group

Meliala, A. 2009. Kuliah Tugas Manajer.

RANCANGAN PENELITIAN EXPERIMENTAL (2)

File PDF

drg. Dibyo

Inetermezo:

Di pesawat sering ditawarkan minum.

Q 80’s: What would you like to drink sir? Coffee or tea?

A: After tea… (after T = U / You)

Q 90’s: What would you like to drink sir? Coffee or tea or me?

Q 00’s: What would you like to drink sir? Coffee, tea, me, or milk?

Bahasa Inggris:

Bah, bahasa inggris itu aneh, 11 dibilag eleven, gajah juga dibilang eleven.

Rancangan Penelitian:

1. Distribusi –> Deskripsi S –x-> A

2. Determinan

a. Analitik (sebab sudah dari awal)

b. Experimental(Sebab dibuat)

Pengertian:

Penelitian experimental; adalah suatu penelitian di mana peneliti mempunyai otoritas untuk memanipulasi berbagai tingkat variabel independen tertentu.

DAN

Penelian di mana peneliti mempunyai otoritas untuk mengalokasi subyek ke dalam kompok-kelompok studi secara acak.

Contoh penelitian kanker paru dengan merokok yang etis adalah disuruh berhenti merokok.

Kelompok Pembanding

– Kelompok yang dikenai intervensi yang diselidiki efektivitasnya

– Intervensi bisa tunggal atau kombinasi

Kelompok Pembanding

– Tidak dikenai intervensi yang diselidiki efektivitasnya

– Bukan berarti tanpa perlakuan. Sebagai contoh: tetap diberi obat namun obat yang standar dipakai / klasik.

Baca lebih lanjut

Manajemen dan Teori Organisasi

File PDF

Tugas Mata Kuliah Manajemen dan Kebijakan Kesehatan

Manajemen

 

Pengertian Manajemen

Setiap orang pasti berkeinginan agar suatu kegiatan dapat mencapai tujuannya secara efektif. Agar hal tersebut dapat tercapai, maka diperlukan pengaturan yang baik. Demikian juga kegiatan dan atau pelayanan kesehatan masyarakat memerlukan pengaturan yang baik, agar tujuan tiap kegiatan atau program itu tercapai dengan baik.

Proses pengaturan kegiatan ilmiah ini disebut manajemen, sedangkan proses untuk mengatur kegiatan-kegiatan atau pelayanan kesehatan masyarakat disebut "manajemen pelayanan kesehatan masyarakat".

Banyak ahli yang telah membuat batasan tentang manajemen ini antara lain :

a. Manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan orang lain. (Robert D. Terry)

b. Manajemen adalah proses dimana pelaksanaan dari suatu tujuan diselenggarakan dan diawasi. (Encyclopedia of social sciences)

c. Manajemen adalah membuat tujuan tercapai melalui kegiatan-kegiatan orang lain dan fungsi-fungsinya dapat dipecah sekurang-kurangnya 2 tanggung jawab utama, yakni perencanaan dan pengawasan.

d. Management is the process under taken by one or more persons to coordinate the activities of other persons to achieve results not attainable by any one person acting alone atau manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain guna mencapai hasil (tujuan) yang tidak dapat dicapai oleh hanya 1 orang saja. (Evancovich, 1989)

Dari batasan-batasan tersebut di atas dapat diambil suatu kesimpulan umum bahwa manajemen adalah suatu kegiatan untuk mengatur orang lain guna mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan pekerjaan. Seorang manajer dalam mencapai tujuan adalah secara bersama-sama dengan orang lain atau bawahannya.

Apabila batasan ini diterapkan dalam bidang kesehatan masyarakat dapat dikatakan sebagai berikut "Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan non petugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan."

Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa manajemen memiliki beberapa ciri antara lain :

– Manajemen diarahkan untuk mencapai tujuan

– Manajemen sebagai proses; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan

– Tersedia sumber daya; manusia, material dan sumber lain

– Mendayagunakan atau menggerakkan sumber daya tersebut secara efisien dan efektif

– Terdapat orang yang menggerakkan sumber daya tersebut (manajer)

– Penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni atau keahlian yang harus dimiliki oleh manajer

Baca lebih lanjut