Seringkali ketika lagi melamun di antara polemik dan kesulitan yang dihadapi muncul sebuah angan-angan.
Betapa bangganya ketika melihat bahwa UGM merupakan Universitas terbaik tahun ini versi webometric. Hal ini menandakan bahwa banyak orang pintar sebenarnya di kota kecil ini. Apalagi masyarakatnya yang sangat tunduk pada raja. “Penetapan atau merdeka..”. Sehingga dari sisi intelektual maupun politik sudah sangat baik rasanya.
Oleh karena itu, terkadang berpikir.. andaikata Provinsi Jogja ini bisa dijadikan sebagai model contoh tranposrtasi kota terbaik di Indonesia atau dunia bahkan. Dengan apa?
Sepeda
Jogja sebenarna punya potensi besar untuk menjadi kota sepeda kembali. Anak-anak muda jogja sangat kreatif dengan sepeda tingginya. UGM sudah mengggalakkan untuk menggunakan sepeda, bakan melarang mahasiswa baru membawa kendaraan bermotor. Saya rasa ini merupakan cikal bakal yang baik.
Terbayang, semua orang di Jogja kembali bersepeda. Tapi memang tidak mudah, karena orang pingin bisa melaju cepat tanpa lelah dengna kendaraan motor nya dan tanpa berpanas-panasan. Lalu bagaimana? coba jogja bisa mengembangkan industri sepeda listrik canggih layaknya keluaran Audi di eropa sana, yang bisa melaju cepat dengan kayuhn layaknya sepeda motor.
sumber; http://www.hybridcars.com/news/audi-shows-performance-e-bike-concept-45949.html
Jadi pemerintah nannya memberikan insentif subsidi dengan bisa tukar tambah dengan murah untuk mendapatkan sepeda ini dengan motor mereka.
Mobil
Sedangkan kendaraan mobil hanya dimiliki oleh orang-orang yang benar-benar kaya yang ingin memiliki privasi. Parkir dan pajak menjadi sangat mahal. Sehingga orang harus berpikir kalau mau menggunakan mobil bensin mereka. Dan dengan pemikiran yang sama, industri otomotif ramah lingkungan hybrid, dikembangkan sebagai produk nasional. Mobil-mobil lawas didaur ulang dan bisa ditukar tambah dengan dengan mobil-mobil hybrid ini.
Bahkan mobil-mobil dari luar kota yang masuk ke Provinsi Jogja harus punya izin khusus yang tentunya tidak murah. Sehingga orang lebih memilih diparkir di lingkar luar Jogjakarta lalu menggunakan transport publik ke dalam jogjakarta.
Tranposrtasi publik
Nah ini dia yang benar-benar menjadi mimpi utama. Andaikata transportasi publik menjadi tulang punggung transportasi. Sangat diimpikan, MRT dan train bawah tanah bersliweran di Jogja. Nggak cuma dalam kota, tapi juga hingga ke kabupaten-kabupaten. Dan di tempat pemberhentian train sudah tersedia sepeda yang bisa disewa dengan harga murah atau transprotasi publik lain yang sudah siap mengantar ke halte-halte yang lebih kecil, seperti bis ramah lingkungan, atau bahkan bermimpi adanya becak tenaga listrik dan andong dengan berteknologi canggih.
Dan dengan ketepatan waktu setiap 2.5 menit maximal menunggu di halte, sudah ada kendaraan yang siap mengantar anda ke tempat tujuan.
Harapan besar untuk saya, jalanan jogja dari atas tanah terlihat sepi dari kendaraan bermotor, dan tidak bising. Pejalan kaki sangat nyaman berjalan dengan trotoar yang lebar. Meskipun sebenarnya hiruk pikuk mobilisasi ada di dalam tanah atau di atas dengan MRT, sepeda dan berjalan kaki di bawah rindangan pepohonan dan fan air yang menambah sejuk para pejalan kaki.
Terutama Malioboro yang sudah terlihat carut-marut rasanya..