Di Medan, Semalam Ada 15.000 Aktivitas Seks di Luar Pernikahan

SENIN, 30 NOVEMBER 2009 | 19:16 WIB

MEDAN, KOMPAS.com- Di Medan, Sumatera Utara, paling tidak ada 15.000 aktivitas seks di luar pasangan resmi setiap malam. Dua per tiga dari pelakunya berisiko terserang HIV (human immunodeficiency virus). Sebagian besar risiko ini terdapat pada pelaku aktivitas seks kelas menengah ke bawah.

"Angka itu berasal dari aktivitas seks lawan jenis maupun sejenis. Kami menggolongkan tiga kelas aktivitas seks di Medan. Mereka terbagi dalam aktivitas seks kelas tinggi, menengah, dan rendah," tutur Ketua Panitia Peringatan Hari AIDS Sedunia dari Forum Simpul Hati, Perisma Tarigan, Senin (30/11) di Medan.

Perisma mengatakan, aktivitas seks kelas tinggi berlangsung di hotel berbintang. Mereka, berdasarkan data lapangan Forum Simpul Hati, lebih sadar melakukan seks sehat dengan menggunakan kondom, baik laki-laki maupunperempuan.

Sedangkan aktivitas seks kelas menengah kerap berlangsung di kafe malam, sementara aktivitas seks kelas rendah bersifat liar. Mereka bisa melakukan aktivitas ini di manapun sesuai kesepakatan penyedia jasa seks dengan konsumen.

"Mereka yang bekerja di kelas menengah dan rendah ini rentan terserang virus HIV. Mereka lebih mementingkan pendapatan daripada kesehatan," katanya. Pendapatan mereka saat beraktivitas minim, sehingga tidak ada anggaran untuk membeli alat pengaman.

Di Medan, transaksi seksual terkonsentrasi di Jalan Gatot Subroto, Jalan Iskandar Muda, pusat perbelanjaan, dan kafe. Salah satu sumber data Forum Simpul Hati, selain pembinaan di lapangan, berasal dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID), Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara. "Data tersebut kami sesuaikan dengan data resmi pemerintah," katanya.

Wah… Setiap Hari Ada 7.400 Kasus Baru HIV!

SENIN, 30 NOVEMBER 2009 | 19:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPA), Departemen Kesehatan RI, dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) beserta sejumlah produsen kondom swasta, Senin (30/11), menandatangi nota kesepakatan bersama.

Kesepakatan ini ditanda tangani antara lain oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Sekretaris KPA Nafsiah Mboi, Kepala BKKBN Sugiri Syarief, Country Manager Indonesian Business Coaliton on AIDS Evodia A. Iswandi, dan wakil dari UNAIDS Nancy Fee.

Penandatangan ini dilakukan dalam acara peresmian Pekan Kondom Nasional (PKN) 2009 yang digelar bersamaan dengan Seminar Nasional AIDS  di Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia lantai 2, Jl Salemba, Jakarta, Senin (30/11).

Kesepakatan bersama ini sebagai bentuk dukungan penanggulangan HIV/AIDS Nasional dalam mencegah penyebaran virus HIV dengan memperluas sosialisasi dan akses masyarakat pada penggunaan kondom disetiap hubungan seksual berisiko.

Pembukaan PKN 2009 dilakukan Menko Kesra Agung Laksono. Dalam pidatonya Agung menyatakan epidemi HIV telah berkembang sangat pesat di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kasus ini telah mengakibatkan kematian 25 juta orang dan saat ini lebih dari 33 juta orang dhidup dengan HIV.

”Setiap hari secara estimasi di dunia terdapat 7.400 kasus baru HIV atau lima orang permenit dan 96% di antaranya merupakan populasi di negara berkembang,” kata Menko Kesra yang juga Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional.

Panitia PKN Todd Callahan mengatakan, untuk mencegah infeksi menular seksual (IMS) termasuk HIV salah satunya adalah dengan menggunakan kondom. ”Penggunaan kondom termasuk cara termudah dan termurah dalam mencegah IMS termasuk HIV,” kata Todd Callahan.

Pekan Kondom Nasional ini akan terus diadakan tiap tahunnya terhitung sejak tahun 2007. Tujuannya adalah untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai manfaat penggunaan kondom bagi kesehatan pribadi maupun pasangan untuk mencegah infeksi menular seksual (IMS) termasuk HIV.

Menko Kesra: Gunakan Kondom Secara Efektif

SENIN, 30 NOVEMBER 2009 | 18:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menko Kesra Agung Laksono berpesan agar menggunakan kondom seefektif mungkin. "Penggunaan kondom yang efektif bisa menjadi salah satu cara pencegahan infeksi menular seksual termasuk HIV,” ucap Agung yang ditemui setelah membuka Pekan Kondom Nasional (PKN) 2009 di Auditorium Fakultas Kedokteran UI di Jalan Salemba, Jakarta, Senin (30/11).
Agung juga mengemukakan, di Indonesia hampir tidak ada provinsi yang dinyatakan bebas HIV dan AIDS. Bahkan HIV dan AIDS diperkirakan saat ini telah ditemukan di lebih dari separuh jumlah kabupaten dan kota.
Menurut mantan Ketua DPR ini, bila dilihat dari cara penularannya, maka mayoritas melalui heteroseksual, yakni 49,7 persen, penggunaan narkoba suntik (40,7 persen), dan homoseksual (3,4 persen). Sebagian besar kasus AIDS terdapat pada kelompok usia 20-29 tahun (49,57 persen), kelompok usia 30-39 tahun (29,84 persen), dan kelompok usia 40-49 tahun (8,71 persen).
Sementara itu, rata-rata kumulatif kasus tertinggi AIDS, lima besar meliputi Papua 17,9 kali angka nasional, Bali (5,3), DKI Jakarta (3,8), Kepulauan Riau (3,4) dan Kalimantan Barat ( 2,2).
Menurut Menko Kesra, data ini menunjukkan adanya ancaman serius terhadap keberlangsungan generasi muda saat ini dan masa depan. ”Kini semua elemen masyarakat tidak bisa lagi sekadar peduli, tetapi sudah harus melakukan tindakan nyata untuk mencegah HIV dan AIDS,” katanya.
Saat ditanya mengenai kontroversi penggunaan kondom, apakah menggunakan kondom sebagai ajakan untuk seks bebas atau tidak, Agung menjawab bahwa dalam menggunakan kondom diperlukan pemahaman-pemahaman. "Pemahaman itu antara lain pemahaman tentang keimanan dan keagamaan. Oleh karena itu, masalah keimanan keagamaan ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari program ini. Supaya jangan disalahgunakan bahwa menggunakan kondom ini bukan berarti orang boleh melakukan seks bebas, boleh menggunakan cara-cara yang melanggar ketentuan, dan kaidah-kaidah agama," paparnya.
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) memiliki anggota, yakni Departemen Agama, Departemen Kesehatan, dan Departemen Dalam Negeri. "HIV ini perlu disiplin yang tinggi karena saat ini setiap hari 2 atau 3 orang masuk rumah sakit terjangkit HIV, dahulu dalam setahun hanya 2-3 orang terjangkit HIV," tambah Agung.

Peringati Hari AIDS, Atmajaya Lepaskan Balon

MINGGU, 29 NOVEMBER 2009 | 14:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menyambut hari AIDS sedunia, Tim Peduli AIDS Universitas Katolik Atmajaya mengadakan gerak jalan (long march) dari kampus menuju Bundaran Hotel Indonesia. Puncaknya, mereka melepaskan puluhan balon.
“Kami ingin menurunkan tingkat diskriminasi terhadap odha (orang dengan HIV/AIDS),” kata Ketua Panitia Dewi Astari di Bundaran HI, Minggu (29/11).
Selain itu, dalam aksi ini mereka juga menyuarakan bagaimana AIDS ditularkan. Menurutnya, virus HIV tidak mudah ditularkan, hanya dengan hubungan seksual, jarum suntik, dan air susu ibu. Maka tidak bijaklah jika kita menjauhi odha. “Kami juga hendak membangun kepedulian untuk tidak menjauhi odha. Virusnya diajuhi, tapi tidak jauhi orangnya,” ujar Dewi.
Aksi ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan dalam memeringati Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada 1 Desember 2009. Pada hari itu, Dewi melanjutkan, pihaknya akan melakukan kegiatan sosial ke RS Mintoharjo. “Charity-nya bentuk uang dan barang,” pungkasnya.

PRABA MASUK TV

Temanku yang satu ini benar-benar unik semenjak aku kenal di SMA. Yang saya benar-benar ingat pada waktu itu, kami sama-sama kelaparan dan makan bubuk milo dan susu. Badannya yang besar bisa mengalahkan tarik tambang meskipun dia cuma sendirian.

Saya sendiri nggak habis pikir, fitness apa yang dia lakukan semenjak SMP. By the way, dia orang yang sangat ramah dan mau berjuang keras, namun sayang lingkungan tidak terlalu mendukung dia saat itu. Tapi saya tau persis, dia adalah orang yang pantang menyerah.

Lalu akhirnya, kaget juga ni anak milih wanita beranak.. haha3x. Paling-paling cuma untuk sensasi dan sudah diatur nggak sih ini acara? nggak tau lah, cuplikannya bisa dilihat di sini:

http://www.indosiar.com/videofiesta/2948/take-me-out-indonesia–tak-peduli-status-praba-pilih-indri

SUKSES SELALU PRABA!

Apa Itu HIV/AIDS?

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Dengan melemahnya pertahanan tubuh membuat tubuh rentan terhadap banyak penyakit infeksi dan kanker yang berpotensi membahayakan kehidupan. HIV adalah penyakit infeksi, yang artinya dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain.
AIDS adalah stadium lanjut infeksi HIV dimana sistem kekebalan tubuh sudah gagal berfungsi. Hal ini menyebabkan tubuh rentan terhadap penyakit yang mengancam kehidupan, yang pada keadaan normal tidak mempengaruhi orang sehat. Semakin banyak kerusakan pada sistem kekebalan, semakin besar resiko kematian dari infeksi opportunistik (infeksi yang terjadi karena daya tahan tubuh rendah).

clip_image001

Tanda/Gejala dari AIDS

Menurut Surveilan Departemen Kesehatan, tingkat kumulatif kasus AIDS per-100.000 penduduk termasuk yang sudah meninggal antara 1987 – Juni 2009, terdapat rata-rata 141,46 di Papua, dimana ini adalah angka tertinggi di Indonesia sementara angka kasus rata-rata nasional hanya 7,83

Menurut WHO stadium klinis penyakit HIV pada dewasa dan remaja sebagai berikut:

  • Stadium klinis 1: Tidak bergejala atau ada pembesaran kelenjar getah bening yang menetap di leher/ketiak/lipat paha/bagian tubuh lain.
  • Stadium klinis 2: Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan atau infeksi saluran pernapasan berulang atau beberapa kelainan kulit/kuku/selaput lendir bagian dalam mulut karena virus, bakteri, dan jamur.
  • Stadium klinis 3: Penurunan berat badan dalam jumlah yang besar yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya atau diare lama yang tidak dapat dijelaskan (>1 bulan) atau demam menetap (>1 bulan) atau jamur di mulut yang menetap (candidiasis oral) atau plak menetap pada lidah (oral hairy leukoplakia) atau TBC Paru atau infeksi bakteri berat atau Sariawan berat yang akut atau peradangan gigi dan gusi atau anemia yang tidak dapat dijelaskan (HB< 8 g/dl), neutropenia (< 500 sel/l) dan atau trombositopenia kronik (< 50.000/l).
  • Stadium klinis 4: Sindrom wasting HIV (semakin kurus dan lemah), atau Penyakit paru, atau radang paru bakterial berat dan berulang atau infeksi kulit karena virus herpes simpleks yang menahun atau jamur di mulut dan kerongkongan (candidiasis oral) atau TBC ekstraparu atau kanker kulit (sarkoma Kaposi) atau infeksi dan gejala yang melibatkan sistem saraf pusat atau beberapa kanker lain atau gejala jantung dan ginjal yang berhubungan dengan infeksi HIV.
  • clip_image001[4]

PTFI turut mendukung program-program kepedulian terhadap HIV/AIDS.

Pada stadium 1 dan 2, sebagian besar orang tidak menyadari bahwa dirinya terinfeksi HIV karena ia akan terlihat seperti orang sehat. Anda hanya dapat mengetahui apakah terinfeksi atau tidak, dengan mengikuti tes HIV. Test HIV sifatnya rahasia dan sebelum dan setelah test HIV, Anda akan mendapatkan konseling dan penjelasan mengenai tes dan penyakit HIV/AIDS.
Stadium 3 dan 4 sudah dikategorikan sebagai AIDS. Sejak seseorang terinfeksi HIV sampai stadium AIDS membutuhkan waktu sekitar 5-10 tahun, namun dapat terjadi lebih cepat jika kurang gizi atau memiliki masalah kesehatan lainnya.

Walaupun pengobatan untuk menyembuhkan HIV/AIDS belum ditemukan, saat anda mengetahui bahwa anda positif HIV, ada pengobatan yang dapat diberikan untuk memperlambat perkembangan infeksi HIV dan memungkinkan orang dengan HIV untuk hidup sehat dan produktif selama bertahun-tahun.

Informasi kesehatan ini didapat dari PHMC & International SOS.

Menkes Bantah Stok Obat HIV Langka

KAMIS, 26 NOVEMBER 2009 | 21:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pasokan anti retro viral (ARV), obat untuk penderita HIV, dikabarkan langka. Namun, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih membantah kabar tersebut. "Stok obat HIV tidak langka, kami selalu berupaya semaksimal mungkin untuk menambah stok di Indonesia," kata dia, di Jakarta, Kamis (26/11).

Selanjutnya Menkes mengatakan, Depkes selalu berupaya melakukan pembelian obat-obatan di awal tahun. Kemudian isu obat HIV yang expired dibantahnya secara tegas. "Tidak ada obat yang expired, semua obat dari luar sudah dialokasikan secara benar ke daerah yang terjangkit," tegasnya.

ARV sendiri merupakan obat khusus untuk penderita HIV/AIDS yang sampai saat ini sudah digunakan oleh 4.158 ODHA yang ada di Indonesia. ODHA yang sudah mengonsumsi mempunyai peluang besar untuk dapat sembuh.

Heteroseksual Pemicu Utama Penularan HIV di Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com — Survei terakhir yang dilakukan Departemen Kesehatan bersama dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) pada tahun 2009 membuktikan bahwa pemicu utama penularan HIV/AIDS di Indonesia adalah hubungan heteroseksual. Hasil survei ini disampaikan oleh wakil dari Departemen Kesehatan, Prof Dr Candra Yoga dalam Seminar Advokasi "Akses Universal dan Hak Asasi Manusia" di Jakarta, Kamis (26/11).
"Sepuluh tahun terakhir sampai dengan September 2009 ini kasus HIV/AIDS di Indonesia meningkat sangat cepat, dan paling banyak ditularkan melalui hubungan heteroseksual," jelasnya. Dari seluruh kasus penularan HIV/AIDS di Indonesia, sebanyak 48,8 persen ditularkan melalui hubungan heteroseksual, disusul penggunaan narkoba suntik sebanyak 41,5 persen, dan homoseksual sebanyak 3,3 persen.
Hasil survei ini cukup mengejutkan mengingat dalam survei-survei sebelumnya yang juga dilakukan Depkes, IAKMI, dan KPAN tercatat bahwa penggunaan narkotika melalui jarum suntiklah yang menjadi penyebab penularan HIV/AIDS paling signifikan di Indonesia.
Menanggapi hal ini, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih langsung bereaksi cepat menyusun kebijakan penanggulangan HIV/AIDS untuk 5 tahun mendatang dengan sasaran utama, yaitu para pelaku hubungan heteroseksual menyimpang seperti wanita pekerja seks (WPS) dan pelanggan WPS.
"Penanganan infeksi-infeksi HIV/AIDS baru harus segera dilakukan. Pemerintah juga sudah merencanakan kebijakan penanggulangan HIV/AIDS untuk 5 tahun mendatang maupun target 100 hari sektor kesehatan. Sasaran utama dalam kebijakan penanganan ini adalah populasi kunci seperti para pelaku hubungan heteroseksual menyimpang, seperti pekerja seks komersial," katanya.

Penyakit Menular Seksual

Penyakit Menular Seksual (PMS) atau Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang lainnya melalui kontak seksual termasuk hubungan seksual melalui vagina, seks oral dan seks anal.
Ada banyak penyakit yang termasuk dalam PMS. Beberapa penyakit yang paling sering ditemui adalah human papiloma, Herpes, Sifilis, Trikomoniasis, Chlamydia, Gonorrhea, Virus, Hepatitis B, Vaginosis bakterial dan HIV. Kelompok yang paling beresiko untuk terjangkit PMS adalah remaja dan orang dewasa yang sudah aktif secara sexual

clip_image001[8]

Grafik Jumlah kasus HIV di Kabupaten Mimika per Juni 2009 (Sumber DinKes kab. Mimika 2009)

Beberapa virus penyebab PMS adalah:

  • Human Papiloma Virus (HPV) yang merupakan salah satu penyebab utama kanker mulut rahim dan beberapa kanker lainnya pada sistem reproduksi wanita. Obat untuk menyembuhkan virus HPV belum ditemukan sampai saat ini, Baru-baru ini, vaksin yang dapat mengurangi resiko terinfeksi HPV sudah dikembangkan bila diberikan pada remaja yang belum pernah melakukan hubungan seksual.
  • Virus Herpes adalah salah satu PMS yang belum ada obat penyembuhnya. Namun terdapat terapi untuk menghilangkan gejala herpes di alat kelamin. Gejala herpes termasuk bintil (vesikel) yang nyeri dan dapat muncul secara periodik pada alat kelamin seperti pada batang penis, vagina, vulva, mulut rahim, sekitar anus, yang terpapar terhadap virus melalui kontak langsung kulit ke kulit. 80% dari kasus akan kambuh berulang.
  • Sifilis, disebabkan oleh bakteri yang menimbulkan luka yang tidak nyeri, paling sering pada alat kelamin, tapi dapat timbul pada bagian tubuh lainnya. Sifilis dapat disembuhkan, namun gejala sifilis dapat berlanjut dan mempengaruhi sistem saraf dan otak hingga menyebabkan gangguan daya ingat bahkan kematian jika tidak diterapi.
  • Trikomoniasis juga disebabkan oleh bakteri. Pada wanita, gejalanya termasuk keluar cairan vaginal kuning kehijauan berbusa dan berlebihan, nyeri atau kesulitan buang air kecil dan/atau nyeri saat berhubungan seksual, gatal, atau mungkin tidak ada gejala sama sekali. Laki-laki dapat mengalami peradangan pada saluran kencing, kelenjar atau kulit penis, dan/atau luka pada penis, tetapi sebagian besar lelaki terinfeksi tidak memiliki gejala apapun. Ini adalah salah satu PMS yang dapat disembuhkan.
  • Chlamidya & Gonorrhea seringkali menginfeksi seseorang pada saat yang bersamaan; beberapa gejalanya adalah keluar cairan dari penis, vagina, atau rektum, dan rasa terbakar atau gatal saat buang air kecil. Walaupun gejala Chlamidya berbeda dengan gejala gonorrhea, keadaan tanpa gejala bisa saja terjadi. Kedua PMS ini sebaiknya diperiksakan pada saat yang bersamaan. Keduanya dapat disembuhkan, tapi dapat pula merusak sistem reproduksi jika tidak diterapi

clip_image001[10]

Jumlah Kasus HIV vs AIDS di Kabupaten Mimika per Juni 2009 (sumber DinKes Kab Mimika 2009).

  • HIV (Human Immunodeficiency Virus) penyebab penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) yang merusak sistem kekebalan tubuh pada manusia dan pada akhirnya menyebabkan tubuh terinfeksi oleh banyak penyakit. Penyakit ini adalah salah satu penyakit yang paling ditakuti dan obat untuk menyembuhkannya belum ditemukan sampai saat ini. Obat-obat antivirus digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencegah infeksi oportunistik (infeksi yang terjadi karena daya tahan tubuh rendah) pada orang dengan HIV/AIDS. Semua PMS yang disebutkan diatas dapat meningkatkan resiko terinfeksi HIV secara bermakna. Banyak orang tidak menyadari dirinya terinfeksi, karena virus HIV seringkali tidak menimbulkan gejala untuk beberapa tahun pertama. Test HIV adalah satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi HIV. Di Mimika, lebih dari 95% kasus HIV ditularkan melalui hubungan seksual.

Jadi apa yang dapat Anda lakukan untuk melindungi diri Anda? Ingat ABC:

  • Abstinance -  menjauhkan diri dari seks bebas adalah satu-satunya cara yang efektif untuk menghindari penyakit menular seksual.
  • Be Faithful – kurangi resiko dengan tetap setia pada satu pasangan.
  • Condoms – penggunaan kondom yang teratur dan benar dapat mengurangi namun tidak menghilangkan resiko terkena penyakit tersebut selama berhubungan intim

Informasi kesehatan ini didapat dari International SOS.

Pemerintah Kurangi Peserta Jamkesmas 2010

Media Indonesia

JAKARTA–MI: Pemerintah akan mengurangi jumlah penduduk miskin peserta program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang sebelumnya 76,4 juta orang menjadi 61 juta orang pada 2010.
"Karena kemiskinan turun, Jamkesmas hanya diberikan kepada 61 juta orang yang layak menjadi peserta menurut kriteria miskin Badan Pusat Statistik (BPS)," kata Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) Aburizal Bakrie usai memimpin rapat koordinasi dengan
menteri-menteri di bawah koordinasinya di Jakarta, Senin (12/10).
Penduduk yang tidak dapat menikmati pelayanan kesehatan dengan biaya dari pemerintah dalam program Jamkesmas, katanya, harus membayar sendiri untuk jaminan kesehatan mereka.
"Jumlah penduduk Indonesia sekitar 230 juta jiwa. Yang ditanggung pemerintah sebanyak 61 juta jiwa, sisanya membayar sendiri asuransi kesehatan mereka," katanya.
Berkenaan dengan hal itu Deputi Menkokesra Bidang Perlindungan Sosial dan Perumahan Rakyat Adang Setiana menjelaskan, menurut Undang-Undang No 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional seluruh penduduk harus membayar biaya jaminan kesehatannya.
"Hanya saja, khusus untuk penduduk miskin, iurannya ditanggung oleh pemerintah melalui program Jamkesmas," katanya.
Penduduk yang tidak tercakup program Jamkesmas, ujarnya, bisa mengikuti program jaminan kesehatan yang dikelola oleh perusahaan asuransi. (Ant/OL-01)