Ternyata masih banyak mahasiswa yang belum bisa lulus karena mungkin kesulitan dalam mencari kasus untuk menulis tesis atau masalah-masalah lain. Sehingga ada klnik tesis untuk memfasilitasi mahsiswa dalam membuat proposal dan berdiskusi bersama untuk memecahkan kesulitan yang dihadapi.
Salah satu treatment yang ditawarkan dalam klinik tesis ini adalah dengan menawarkan tesis dengan bentuk metode case study-problem solving. Opo meneh iki? Saya kutip dari bahan yang diberikan: “Studi kasus mengkaji fenomena kontemporer dalam konteks riil; dimana batasan antara fenomena dan konteks tidak jelas; dan dmana beberapa sumber bukti dapat digunakan (Yin 2003). Studi kasus dapat menggunakan cara-cara kuanttiatif, kualitatif atau kombinasi keuda cara tersebut. Studi kasus memberikan kesempatan untuk menggali secara mendalam tentang keberhasilan atau kegagalan program-program kesehatan masyarakat, tetapi sangat tergantung pada kejelian peneliti dalam hal menyusun hasil analisa permasalhannya dan nilai akademis dari jawaban pertanyaan peneitian yang diajukan. Studi kasus umunya memiliki keterbatasan dalam hal aplikasinya pada populasi secara umum (limited generalizability). Dua alternative yang dilakukan adalah: (1) teiss untuk identifikasi masalah dan ussulan strategi dan kegiatan pemecahan masalah, e.g.: tidak tercapainya kinerja pelayanan di IGD: Response tie yang lama, jadian kematian di IGD yang lebih tinggi; (2) tesis proyek untuk suatu proyek yang sudah dikerjakan (evaluasi).e.g.: diteliti keberhasilan sebuah proyek. ”
Format klinik ini dibuat dengan pertemuan tatap muka dnegan tutor dan dnegan pembimbingnya jika memungkinkan di Jakarta tau Yogyakarta. Dan pertemuan onlie lewat skype atau email. Dan gamel.
Dalam kegiatan pendampingan, harus dilakukan pendaftaran -> pembagian kelompok dan pemilihan tutor –> pendampingan tutor –> pendampingan pembimbing –> revisi –> ujian.
Rencananya kelompk akan dibagi 2 yakni tahap proposal dan hasil.
Dikelompokkan menjadi 2 usulnya Bu Erna:
– Mahasiswa tanpa masalah, dan mahasiswanya mau untuk melanjutkan.
– Mahasiwa dengan kesulitan, meskipun pembimbing sudah berusaha membantu memcahkannya. Bahkan sudah ditawarkan untuk bertemu di Jakarta. Tapi kelihatannya pada tidak mau. Dimungkinkan ini karena tidak ada ancaman secara tertulis kepada mahasiswa.
Bagaimana dengna kelompok mahasiswa yang permasalahannya adalah ketika mahasiswa kebingungan mengolah data dan datanya sudah tidak update / cocok. – Sasi: mungkin kualitas akan kurang baik, tapi sebisa mungkin dimanfaatkan dari data yang sudah ada dengan menjadikannya sebagai sejarah dan lalu meneliti lebih lanjut untuk evaluasi terhadap yang sudah terjadi tersebut.
Sharing dari Pak Jon: seringkali berhasil untuk membujuk mahasiswa untuk bimbingan di bandara. Jadi seringkali ketika dosennya sedang tugas ke luar kota tersebut, bisa 2 kali bimbingan. Dan akhirnya bisa selesai. Tumbu oleh tutup = mitra yang cocok. Lalu pertanyaannya adalah, dengan tumbunya dulu dibuat baru tutupnya. Oleh karena itu, sekarang siapa yang menjadi tumbunya? Tumbunya adalah mahasiswa, dan tutupnya adalah dosennya. Dosennya sebagai yang pintar, yang harus bisa menyesuaikan diri.
Yang paling sering menjadi masalah adalah:
1. Teknis statistik.
2. Proposal sudah maju, tapi ketika mengambil data tidak bisa.
3. Flight of idea dari mahasiswa.
4. Masalah keluarga dan pekerjaan – motivasi pribadi
Ada usul treatment lain adalah: dengan membuat system komunikasi dengan klinik tesis sebagai alat monitornya.
Usul Pak Jon: Salah satu treatment untuk orang yang sangat sibuk sekali adalah dengan cara merekam seluruh kegiatan pekerjaan yang dihadapi. Lalu kemudian diketik oleh sekretaris dan dipilih mana yang bisa dijadikan kasus. Tapi memang hal ini pada waktu itu bisa terjadi karena ada