Tips melakukan focus groups discussion/ diskusi kelompok terarah (FGD) dalam penelitian

By Dr. Karen Vinall / Dental Public Health/ academic unit of health economics.

Sebuah diskusi grup terarah, tidak hanya menangkap apa yang dikatakan oleh responden, tapi juga bagiamana interaksi dan dinamika yang terjadi ketika diskusi tersebut. Sebagai peneliti, yang paling penting adalah kita harus tetap konsisten ketika terjadi perbedaan pendapat, contoh antara pendapat dokter dan pasien.

Secara ideal, jumlah orang yang ideal adalah antara 6-8 orang, sehingga tidak terlalu ramai. Siapa saja yang di dalam nya? Kita harus memikirkan, apakah harus terpisah stakeholder nya, atau harus dicampur? Karena dimungkinkan salah satu akan tidak berbicara, atau mungkin terjadi emosi negative yang tidak diinginkan ketika terjadi konflik pendapat.

Waktu yang ideal sebenarnya tidak ada, sesuai dengan kesepakatan, tapi rata-rata 45-90 menit. Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana peserta FGD, sebagai contoh, apakah nyaman dengan waktu tersebut, dan ketika pendapat sudah jenuh, maka disudahi. Atau ketika orang tidak mau berbicara, mulai lah dengan hal-hal yang mudah, seperti memperkenalkan nama, bagaimana pengalaman umum dia, dll.

Untuk di awal kegiatan, bisa diberikan pengantar seperti video, atau drama, statement yang provokatif , newspaper clipping, statistic dan gambar, dll yang dapat membangun dan mencairkan suasana. Dan ketika berdiskusi pun bisa menggunakan metaplan, membuat prioritas, dll. Yang paling penting adalah mulai dengan general/ broad lalu ke spesifik.

Terkait dengan data, jangan lupa merekam dengan audio recorder, yang tentu saja membutuhkan ethical approval. Bahkan jangan berhenti merekam terlalu cepat ketika diskusi disudahi, karena seringkali masih ada perbincangan di akhir. Atau ketika di akhir diskusi masih ada follow up interview terhadap beberapa orang. Tapi pastikan semua orang tau bahwa hal ini masih direkam.

Setiap diskusi menggunakan pendekatan yang berbeda tergantung analisis yang akan digunakan: Content analysis – how often something is discussed?; thematic analysis – what are the things discussed?; interpretative phenomological analysis – who said what under which circumstances; discourse analysis – the language used to describe?

Informasi lebih lanjut:

– Silverman D. Doing qualitative research. London: Sage Publications, 2000

– Kitzinger J. The methodology of focus groups: the importance of interaction between research participants. Social Health Illn 1994; 16:

– Morgan D L. The focus group guide book. London: Sage Publications, 1998

– Bloor M, Frankland J, Thomas M, Robson K. Focus groups in social research. London: Sage Publications, 2001.

– Stewart D W, Shamdasani P M. Focus grpus. Theory and practice. London: Sage Publications, 1990.

Stochastic Frontier Modeling – Estimasi efisiensi (Pengantar: Aplikasi World Best Health Care)

Betapa beruntungnya memiliki kesempatan untuk belajar langsung dari ahli efisiensi yakni William Greene, atau sering kali dengan panggilan Bill Greene, di UCL, London. Dalam dua hari tersebut, kami belajar mengenai fondasi teori efisiensi, metodologi ekonometrik, membangun model, dan contoh-contoh aplikasi secara hands on dengan data yang ada.

Di awal presentasinya, beliau memulai dengan presentasi berjudul “The World’s Best Health Care?”. Berkaca dari laporan WHO terkait analisis efisiensi dari 191 negara, Amerika sangat terpukul dengan hasil analisis yang menempatkan posisi nya di no 37 di antara Negara Costa Rica dan Slovenia. Jauh dari lima teratas, yakni Prancis, Italia, San Marino, Andorra, dan Malt.  Amerika di tahun 2010 berdasrkan OECD data memiliki pengeluaran kesehatan paling besar yakni 8,233 USD per kapita atau 17.6% dari GDP. Input lainnya adalah pendidikan. Dari kedua input ini dibandingkan dengan output yakni ekspektasi (kemungkinan maksimal) harapan hidup di Negara tersebut dengan menggunakan data panel dari tahun 1994-1998. Melihat gambar 1, pengukuran efisiensi = c  / (b+c). Nilai index efisiensi Amerika adalah 0.838, dengan Prancis memiliki index 0.994.

1. estimasi efisiensi negara

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1. Pengukuran efisiensi (sumber: Greene, 2015, Presentation, Cemmap, London)

Sebagai tambahan, hasil laporan dari Commonwealth Fund, yang menempatkan Amerika di rangking terakhir dari tujuh Negara maju terkait kinerja kesehatannya, baik dari segi aspek kualitas dan keamanan dari layanan kesehatan, obat yang efektif, dan teknologi kesehatan.

Namun jika  WHO  menggunakan index gabungan sebagai outcome yang terdiri dari:  1) 25% untuk  harapan umur atau Disability adjusted life expectancy (DALE); 2) 25% untuk health inequlity; 3) 12.5% untuk level of responsiveness; 12.5% untuk distribution of responsiveness; dan 25% untuk fairness in financing – bobot yang diperoleh dari survey yang dilakukan oleh WHO-, Amerika menempati posisi ke-15.  Meskipun demikian, sebenarnya nilai DALE dan index gabungan memiliki keterkaitan sangat erat.

Sehingga dengan i= 1, … 191 negara bisa digambarkan sebagai berikut hasil regresinya:

LogCOMPi  =  Maximum attainablei – inefficiency­i

LogCOMPi  = α + β1logHealthExpi + β2logEduci + β3(logHealthExpi)2 + β4(logEduci)2 + β5(logHealthExpi)(logEduci) +   ui

Jadi kita focus pada u sebagai nilai inefisiensi.

Di tahun 2001, Greene memiliki kesempatan untuk melakukan analisis ulang. Pertanyaan yang diajukan cukup sederhana, apakah pengeluaran biaya kesehatan dan pendidikan (sebagai variable input X) cukup menjelaskan variasi dari outcome kesehatan (sebagai variable output Y)? Oleh karena itu, Greene mencoba menambahkan variable Z (heterogeneity) dengan data yang sama namun menambahkan data: Gini, Freedom and democracy, Governement effectiveness, location in tropics or temperate climate, population density, public share of health care expenditures,  per capita GDP, and World Bank region designation. Dengan analisis ulang tersebut menempatkan ranking Negara yang berbeda untuk DALE sebagai outcome dari urutan 1-5 yakni: Japan, Greece, Jamaica, Spanyol, dan Chile.

Link sumber bacaan yang direkomendasikan: