Menemani Istri Melahirkan di Saat Covid-19: Aleeza

Februari 2022, Timika. Gelombang Covid-19 masih belum bisa diterka di Indonesia, bahkan di Papua yang sepertinya semua orang mulai tidak terlalu khawatir. Istri yang sudah hamil sembilan bulan sudah mulai bisa diprediksi untuk melahirkan. Pagi dini hari, dengan kepanikan karena mobil lupa diisi bensin Alhamdulillah mendapat bensin 1 galon dari Kakak. Dibantu papa mengisi yang kebetulan memang datang untuk membantu kami di Timika. Tanpa berpikir panjang, meluncur ke Rumah sakit mitra masyarakat. Di ruangan IGD, secara prosedur seluruh pasien akan diperiksa Covid-19 terlebih dahulu. Ternyata positif, bukan sekedar demam dan batuk biasa (meskipun sudah curiga karena sekeluarga anak-anak kelihatannya bergerjala lebih awal, termasuk saya).

Masuk ke ruangan khusus Covid-19 bersama ibu yang lain, saya hanya bisa menunggu di luar jendela. Pagi hari sekitar pukul 7, bidan membantu memotivasi untuk bersalin. Kata-kata yang saya bingung oleh bidan ketika itu adalah “berak! berak!” . Namun yang paling sedih, saya tidak bisa memegang tangan istri di saat dia sedang berjuang. Persaan lega ketika tangis bayi terdengar dan istri juga kelihatannya sudah tenang. Aleeza langsung dibawa ke ruangan bayi, tidak boleh bertemu dengan ibunya karena mungkin alasan Covid-19 di ruangan tersebut. Sehingga mau tidak mau mencoba untuk memeras susu untuk saya berikan ke ruangan bayi berulang kali, meski hasilnya rasanya kurang terlalu memuaskan.

Setelah dirasa stabil. Kami diperbolehkan untuk pulang. Mengurus pembayaran dengan BPJS kesehatan rasanya sangat mudah meskipun kami berasal dari Jogja dan tidak menggunakan rujukan. Tidak ada biaya yang ditagihkan untuk proses persalinan dan kamar. Namun tetap ada biaya yang harus kami bayarkan, yakni biaya pemeriksaan Covid-19 untuk ibu dan Bayi. Yah saya pikir, tidak masalahlah, meskipun agak bertanya tanya, bukankah Pemerintah telah mengeluarkan biaya yang besar untuk Covid-19? termasuk untuk layanan di rumah sakit?

Alhamdulillah semua berjalan lancar, dan terimakasih untuk teman-teman YPKMP juga yang terus mendukung juga. Saya bisa istirahat di gedung penelitian selama menunggu istri proses persalinan dan rawat inap. Aleeza Putri Firdaus, yang selalu memberikan joyfulness untuk dirinya, keluarga, dan lingkungannya.

Tinggalkan komentar